Kabarangin.com – Calon Wakil Presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, secara tegas mengkritik proyek Food Estate dalam Debat Cawapres ronde keempat di JCC Senayan, Jakarta.
Cak Imin menyatakan keprihatinannya karena upaya pengadaan pangan nasional melalui Food Estate terbukti mengabaikan petani, meninggalkan masyarakat adat, menyebabkan konflik agraria, dan merusak lingkungan. Ia juga menilai bahwa proyek ini telah mengesampingkan keseimbangan antara kepentingan manusia dan alam.
Food Estate, yang merupakan inisiatif Presiden Joko Widodo di awal periode kedua kepemimpinan, awalnya merupakan respons terhadap ancaman paceklik akibat kekeringan dan pandemi Covid-19. Proyek ini dikelola oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, serta termasuk dalam Program Strategis Nasional (PSN) 2020-2024.
Mengenal Proyek Food Estate
Food Estate, atau lumbung, adalah kegiatan usaha budidaya tanaman dalam skala luas di atas 25 hektar. Program ini diterapkan dengan konsep pertanian sebagai sistem industrial yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), modal, serta organisasi dan manajemen modern.
Food Estate diarahkan untuk menjadi sistem agribisnis yang kuat di pedesaan, mencakup masyarakat adat dan lokal. Komoditi prioritasnya melibatkan berbagai jenis tanaman dan ternak, seperti padi, jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, sorgum, buah-buahan, sayur-sayuran, sagu, kelapa sawit, tebu, serta ternak sapi atau ayam.
Proyek Food Estate dianggap belum maksimal
Meskipun proyek Food Estate telah dimulai di beberapa daerah dan mendapat apresiasi atas upaya pemerintah, ada pandangan bahwa tantangan yang dihadapi, terutama terkait perubahan pola musim, memerlukan kesungguhan dan kerja keras lebih dari Indonesia dalam mewujudkan Food Estate.
Dalam konteks jumlah penduduk yang kini mencapai lebih dari 275 juta jiwa, ketahanan dan kecukupan bahan pangan dianggap sebagai prioritas utama yang harus dikejar.
Refrensi: Narasi.tv