Jannah Theme License is not validated, Go to the theme options page to validate the license, You need a single license for each domain name.
Gaya Hidup

Pengaruh Buruk Memukul Anak

Hentikan Sekarang Juga!

Masih banyak orang tua yang percaya bahwa hukuman fisik, seperti memukul dan menyakiti, dan main tangan adalah cara yang benar untuk membesarkan dan mendisiplinkan anak mereka.

Bahkan, UNICEF, salah satu lembaga kesejehteraan anak, menyatakan bahwa tindakan kekerasan terhadap anak-anak dapat berdampak buruk tidak hanya secara fisik tetapi juga secara psikologis.

Orang tua sering menggunakan kekerasan untuk menaklukkan anak-anak mereka dengan cepat. Mungkin benar anak itu diam, berhenti menangis dan langsung menurut. Tetapi anak-anak berperilaku seperti ini bukan karena mereka mengerti, tetapi karena mereka takut pada orang tuanya.

Banyak orang dewasa juga percaya bahwa kekerasan terhadap anak tidak memiliki konsekuensi. Adalah suatu kesalahan untuk percaya bahwa anak-anak terlalu muda untuk mengetahui atau mengingat apa yang terjadi.

Bahkan, penelitian menunjukkan hubungan antara paparan kekerasan dan perilaku negatif :

Dampak Trauma

Foto: Trauma anak/KlikDokter

Penting untuk dicatat bahwa kekerasan terhadap anak termasuk dalam kategori kekerasan dalam rumah tangga dan dapat mengakibatkan trauma yang kompleks.

Trauma, yang sifatnya kompleks, mengacu pada pengalaman peristiwa yang berulang, kronis, dan berkelanjutan.

Tentu saja, trauma ini berdampak negatif pada perkembangan anak. Perkembangan anak ditandai dengan kesulitan mengendalikan emosi, perasaan bersalah yang terus-menerus, dan bahkan perilaku agresif. Anak juga sulit berkomunikasi dan bersosialisasi.

Anak-anak cenderung takut pada orang lain dan merasa tidak aman dengan masyarakat. Selain itu, anak-anak yang sering mengalami kekerasan mengalami gangguan perkembangan otak.

Mackenzie (2014) menemukan bahwa anak-anak yang sering dipukul ternyata kurang cerdas dibandingkan mereka yang tidak dipukul. Situasi trauma yang dialami anak ini belum tentu hilang seiring berjalannya waktu.

Anak sering mengalami atau menyaksikan tindak kekerasan dan cenderung menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah. Dalam konteks ini, perilaku anak mencerminkan perilaku orang tuanya.

Jika situasi negatif terus berlanjut, bukan tidak mungkin anak akan menghindari orang tuanya, sekalipun rumah bukanlah tempat yang nyaman. Dan anak-anak mencari dan mendambakan lingkungan dan tempat di mana mereka dapat menerima diri mereka apa adanya.

Tidak jarang anak-anak terlibat dalam kegiatan ilegal. seperti Penyalahgunaan narkoba dan Perilaku Kriminal.

Mereka juga tidak menyadari bahwa kata-kata yang terus menerus dan kasar berdampak negatif pada kondisi psikologis anak. Tentu saja, perilaku orang tua memengaruhi cara anak berpikir dan membentuk kepribadiannya.

Namun, bukan hanya orang tua yang menggunakan kekerasan terhadap anak, melainkan budaya yang mengakar di dalam rumah. Misalnya tradisi dan adat kawin paksa di usia muda.

Orang tua juga perlu mendidik diri sendiri bahwa anaknya perlu mengetahui bahwa mereka berhak mendapatkan kasih sayang, cinta dan perhatian dari orang tuanya. Ini mengkaji perilaku yang berbeda dari anak-anak pada tahap perkembangan yang berbeda dan apa yang mereka bisa dan tidak bisa lakukan.

#kasihsayang #memukulanak #mendidikanak #kekerasananak #traumaanak #dampaknegatif

source : https://lifestyle.kompas.com

Back to top button