Kabarangin.com – Pakar politik Ikrar Nusa Bhakti menyebut bahwa debat ketiga Pilpres, yang dianggap sebagai momen saling serang secara personal oleh Presiden Joko Widodo, sebenarnya mencerminkan kekecewaan yang dirasakan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Dalam perdebatan tersebut, Anies Baswedan, calon presiden nomor urut 1, dan Ganjar Pranowo, calon presiden nomor urut 3, terlihat menyerang Prabowo Subianto, calon presiden nomor urut 2, terkait dengan data pertahanan.
Jokowi Sebut Debat Capres Serang Personal
Menurut Ikrar, pernyataan kekecewaan Presiden Jokowi sebenarnya hanyalah upaya untuk menyembunyikan ketidakmampuannya sebagai presiden dalam memberikan arahan kepada Menteri Pertahanan (Prabowo) tentang kebijakan pertahanan yang seharusnya dilaksanakan.
Ikrar menyatakan di Media Center Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud bahwa kekecewaan tersebut tidak hanya dirasakan oleh Presiden Jokowi, tetapi juga oleh masyarakat yang menilai Prabowo, sebagai Menteri Pertahanan, tidak menguasai tema debat pertahanan.
Pemikiran Ikrar diperkuat oleh catatan di Harian Kompas yang mencerminkan kekecewaan masyarakat terhadap penampilan Prabowo, seorang Letjen TNI dan Menhan, yang dianggap kurang menguasai aspek-aspek bidang pertahanan di kementeriannya.
Ikrar juga menyoroti pernyataan Anies Baswedan mengenai kepemilikan lahan Prabowo yang mencapai 340.000 hektar. Ia membandingkannya dengan kondisi prajurit yang, menurutnya, masih belum mencukupi untuk hidup sehari-hari, meskipun Prabowo memiliki luas tanah yang besar.
Ikrar mengingatkan bahwa hal serupa pernah disampaikan oleh Jokowi dalam debat sebelumnya, di mana Jokowi mengungkapkan bahwa Prabowo memiliki tanah seluas hampir 220 ribu hektar di Kaltim. Menurut Ikrar, Anies hanya ingin menekankan kontrast antara kehidupan nyaman Menhan dengan kepemilikan tanah yang luas, dan kondisi sulit prajurit yang bahkan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Sebelumnya, Jokowi telah menyatakan bahwa debat pemilihan presiden sebaiknya diatur dengan lebih baik ke depannya. Menurutnya, serangan antar kandidat tidak masalah, selama itu terfokus pada kebijakan, visi, dan misi. Presiden menekankan pentingnya memformat debat agar berfokus pada isu-isu substansial, bukan saling menjatuhkan dengan motivasi personal yang tidak mendidik.
Refrensi: Kompas.com