Beda Suara di Koalisi Anies Baswedan Deklarasi Hasil Cawapres 2024
Beda Suara di Koalisi Anies Baswedan?
KabarAngin.com – Beda Suara di Koalisi Anies Baswedan Deklarasi Cawapres 2024?
Kesenjangan suara, baru-baru ini, soal anies baswedan, terlihat di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) ketika Partai Demokrat menawarkan calon wakil presiden (Cawapres) kepada calon presiden dukungan KPP, Anies Baswedan, yang mengumumkannya pada Juni 2023.
Usulan tersebut disampaikan oleh Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief. Yuk simak pada artikel KabarAngin.com Beda Suara di Koalisi Anies Baswedan Deklarasi Cawapres 2024 Sebagai berikut :
Daftar Isi
Koalisi Anies Baswedan Deklarasi Cawapres 2024
Koalisi Anies Baswedan, pasalnya, elektabilitas Anies yang menurut survei terbaru terus menurun sejak Juli 2022, karena pengumuman pencalonan cawapres Anies tidak kunjung dideklarasikan.
Sepertinya, dengan survei Indikator Politik Indonesia terbaru, berdasarkan simulasi tiga nama yang dilakukan Indikator, kelayakan Anies sebesar 29,4 persen pada Juli 2022, 28,4 persen pada Oktober 2022, dan Januari 2023 24,2 persen.
Kemudian turun lagi menjadi 24% pada Februari 2023, kini 22,2% pada April 2023, 21,8% pada awal Mei 2023, dan 18,9% kualifikasi Anies pada akhir Mei 2023.
Tentunya, menempatkan mantan gubernur DKI Jakarta kualifikasi jauh di belakang Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di tempat kedua dengan kualifikasi 34,2 persen dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan 38 persen.
Andi Arief kemudian menyarankan agar Anies segera mengumumkan calon wakil presiden pada Juni 2023. Ia khawatir kualifikasi calon presiden yang didukungnya masih terbuka jika terlalu lama. “Kalau jaraknya cukup terbuka, pasangannya juga susah,” kata Andi, Senin (6/5/2023) saat dimintai konfirmasi.
Nasdem tak setuju
Usulan ini memancing reaksi dari partai-partai yang tergabung dalam koalisi yang sama, yakni Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Ketua DPP Partai Nasdem Taufik Basari mengatakan pernyataan cawapres yang diberikan kepada Anies belum bisa ditetapkan untuk Juni 2023.
Taufik mengatakan pernyataan cawapres harus mempertimbangkan perubahan dinamika politik dan peristiwa terkini. Momentum politik yang masih mengalir akan berdampak besar jika Cawapres diumumkan lebih cepat atau lambat.
Deklarasi cepat bisa saja mempengaruhi kelayakan calon presiden. Hal yang sama berlaku jika tidak ada pemberitahuan yang dilakukan. Ia tak memungkiri, partainya belum bisa memastikan waktu pasti pencalonan Anies sebagai calon wakil presiden.
“Kami hanya dinamis. Itu namanya politik, kan? Tiba-tiba ada yang harus segera dikerjakan, (atau) bisa mundur.” Jadi dinamis, tidak bisa diatur seperti ini,” kata Taufik Basari saat rapat di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (6/5/2023).
Pesaing bisa naik tanpa cawapres
Satu Suara dengan Nasdem, Ahmad Mabruri, juru bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS), mengatakan penurunan kualifikasi Anies tidak ada hubungannya dengan pernyataan Cawapres.
Dua nama yang menjadi pesaing Anies, Ganjar dan Prabowo, belum juga mengumumkan pencalonannya sebagai wakil presiden. Setiap pihak internal terus mengawasi dan menghitung untuk memastikan tidak ada salah langkah.
“Calon yang lain masih belum ada Cawapres, kenapa bisa mencalonkan diri,” kata Mabruri saat dikonfirmasi, Senin (5/6/2023).
Bola di tangan Anies
Selain itu, Koalisi Anies Baswedan dengan kesepakatan bersama koalisi menyerahkan seluruh keputusan calon wakil presiden, termasuk pemilihan waktunya, kepada calon presiden mendatang. “Terserah Pak Anies untuk memutuskan (ketika dia menentukan).
Bagaimanapun, kesepakatan kita, Kita akan menyerahkannya kepada calon presiden. Jadi kami berharap bisa berkomitmen untuk itu,” kata Taufik.
Namun, penyerahan kepada Anies bukan berarti partai akan diam begitu saja. Anies tentu saja berbicara dengan partai pendukung sebelum memilih calon wakil presiden.
Hingga saat ini, tim kecil selalu berkoordinasi dengan Anies untuk menghitung dan melihat kondisi politik yang ada. Di sisi lain, partainya turut andil memberikan Anies nama wakil presiden.
Taufik kemudian meminta koalisinya menerima pemilihan Anies karena itu merupakan komitmen dan kesepakatan bersama.
Menurut dia, keputusan Anies mengangkat Cawapres menunjukkan kepada publik bahwa capres yang didukung KPP itu tidak dikendalikan partai.
Presiden memimpin seluruh rakyat Indonesia. “Ini sudah menjadi komitmen kita bersama, kita serahkan kepada Pak Anies. Ya harus terima semuanya, apapun pilihan Pak Anies. Jadi bola ada di tangan Pak Anies dan kami percaya penuh padanya.” dia menjelaskan.
Sumber : Kompas.com