3 Cara Budidaya Buah Salak Berkualitas Tinggi
Kabar Angin , Jakarta. Identik dengan bentuknya yang seperti telur, buah salak memiliki kulit seperti sisik ular dan cukup tajam. Buah ini sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia, sehingga budidaya salak cukup mudah ditemukan.
Tanaman salak sendiri berbentuk palmate, lebat, berduri banyak dan tumbuh dalam tandan yang kuat dan lebat.
Saat kulit salak dikupas, terdapat 2-3 biji salak dengan daging buah berwarna kuning muda hingga krem kental dan berasa manis, sepat atau asam.
Salak memiliki banyak varietas berdasarkan jenisnya, namun setidaknya ada 4 jenis salak yang populer di Indonesia, antara lain salak pondoh, salak balia, salak condet, dan salak sisidimpuan.
Kabar Angin akan menjelaskan budidaya Salak Pondoh, salah satu varietas salak yang dikembangkan di Bandung.
Teknik, Cara dan Tips Budidaya Salak Pondoh
Budidaya salak cocok untuk Indonesia. Karena salak pondoh memiliki permintaan yang semakin meningkat yaitu di daerah dengan iklim tropis. Untuk ketinggian ideal suatu areal budidaya, diukur dari permukaan laut, budidaya salak paling baik dilakukan pada ketinggian 400-700 meter.
Suhu udara optimal adalah 20-30 derajat C dan Anda mendapatkan sinar matahari hingga 50-70%. Struktur tanahnya sendiri membutuhkan bahan organik yang kaya, gembur dan asam dengan pH 5,5-6,5, termasuk lempung berpasir.
Tips budidaya buah salak yang cepat dan berkualitas adalah perbanyakan secara vegetatif. Cara vegetatif artinya tanaman salak diperbanyak dari bagian tanaman salak selain bijinya, seperti akar, batang dan daun.
Metode ini lebih disukai daripada metode reproduksi yang membutuhkan waktu lebih lama untuk menghasilkan buah. Cara vegetatif juga menghasilkan tanaman yang kualitasnya sama persis dengan induknya.
Oleh karena itu, bagi yang ingin menghasilkan buah salak yang berkualitas, disarankan dengan cara vegetatif.
1. Memilih Bibit Salak Berkualitas
Memilih benih salak harus dilakukan dengan pertimbangan matang. Ingatlah untuk membeli benih dari distributor resmi. Apakah bibit dari tunas anakan, maupun cangkok.
Kualitas benih yang dibeli dengan cara ini benar-benar terjamin. Dengan cara ini, kerugian pembeli berkurang baik dari segi biaya maupun waktu dan tenaga.
2. Proses Mengolah Lahan
Setelah benih selesai, saatnya mengolah tanah. Pada areal monokultur (hanya satu jenis tanaman yang ditanam dalam satu areal), jarak antar tanaman harus 2 x 2 meter. Nantinya, bisa ditanam hingga 1.800 di lahan seluas 1 hektar.
Untuk lahan polikultur (area dengan tanaman lebih dari 1 jenis), jarak antar tanaman adalah 1,5 x 1,5 m. Jangan lupa untuk membuat saluran air juga untuk mengantisipasi tanah tergenang akibat hujan deras serta untuk pengairan ketika musim kemarau tiba.
Selanjutnya buat lubang tanam. Cara membuat lubang tanam adalah dengan memisahkan tanah bagian atas dan bawah. Ukuran lubang tanam 50 x 50 x 50 cm atau 75 x 75 x 75 cm. Jangan menabur benih segera sesudahnya.
Biarkan lubang tanam terbuka selama 3 minggu. Baru kemudian tambahkan 15 kg pupuk ke kedalaman lubang dan beri masukkan kembali tanah tanah yang dicampur pupuk, tunggu seminggu lagi sebelum tanam.
3. Tahap Penanaman Bibit
Tahap penanaman bibit sebaiknya dilakukan di awal musim hujan, atau dalam keadaan tanah lembab oleh penyiraman. Satu lubang tanam ditanami dengan 1 bibit cangkokan salak.
Apabila bibitnya merupakan hasil dari perbanyakan biji, sebaiknya 1 lubang tanam ditanami dengan 2 rumpun, karena jenis kelaminnya belum diketahui.
Dilansirkan dari sumber : trikmerawat.com yakni : bibit salak dapat dikeluarkan dari polybag atau kantong plastik dengan hati-hati, lalu masukkan ke dalam lubang tanam dan timbun dengan tanah yang sudah dicampuri pupuk. Penanaman dilakukan dengan hati-hati dan memastikan bahwa akarnya tidak sampai rusak.